Peran serta atau partisipasi kaum perempuan ternyata tak bisa dianggap sebelah mata, paradigma yang menganggap perempuan hanya mampu tebar pesona ternyata tak selamanya benar ketika keperkasaan dan keperdulian mereka bisa teruji saat proses pembangunan jalan beton.
Pagaralam - Kemiskinan merupakan permasalahan seluruh komponen bangsa. Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan ini, maka diperlukan upaya pembangunan. Paradigma pembangunan yang dilakukan Indonesia telah mengalami pergeseran, yaitu dari pembangunan yang semula top down menjadi pembangunan yang lebih menitikberatkan pada partisipasi masyarakat, yang dikenal dengan bottom up. Pembangunan partisipatif ini terimplementasi pada program pemerintah yaitu PNPM Mandiri Perkotaan.
Pagaralam - Kemiskinan merupakan permasalahan seluruh komponen bangsa. Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan ini, maka diperlukan upaya pembangunan. Paradigma pembangunan yang dilakukan Indonesia telah mengalami pergeseran, yaitu dari pembangunan yang semula top down menjadi pembangunan yang lebih menitikberatkan pada partisipasi masyarakat, yang dikenal dengan bottom up. Pembangunan partisipatif ini terimplementasi pada program pemerintah yaitu PNPM Mandiri Perkotaan.
Sebagai bagian dari anggota masyarakat, perempuan mempunyai kesempatan untuk ikut berpartisipasi seperti halnya dengan laki-laki, seperti yang terjadi di kelurahan Kuripan Babas Kecamatan Pagaralam Utara Kota Pagaralam Provinsi Sumatera Selatan.
Pada bulan Oktober 2014, dana BLM Tahap 1 Tahun Anggaran 2014 pun di cairkan. Salah satu kegiatan di Kelurahan Kuripan Babas adalah kegiatan infrastruktur berupa pembangunan jalan beton yang dilaksanakan oleh KSM Pembaharuan di RT.03 dengan dana dari BLM PNPM-MP sebesar Rp.27.500.000,- dan dana swadaya sebesar Rp.4.026.000,- dengan volume kegiatan 255mX1,5mX0,10m.
Warga begitu antusias dalam proses pembangunanan jalan yang begitu diidam-idamkan sejak lama ini. Ada yang menarik ketika proses pengecoran berlangsung, tanpa di komandoi sekelompok warga ikut berpartisipasi dan bekerja, kelompok warga tersebut yang merupakan kaum ibu berjalan membawa matrial baik pasir, koral dan semen menggunakan bak rory dengan menempuh jarak yang tidak pendek, panas dan hujan tetap mereka laksanakan tanpa sedikitpun terdengar keluh. “ini semua demi kelancaran bersama, kami bisa mengangkut hasil sawah tanpa susah payah, maka ibu-ibu tersebut rela turut serta dalam kesuksesan pembangunan jalan tersebut” demikian di ucapkan bapak Ikmal, ketua dari KSM Pembaharuan selaku panitia pelaksana dari kegiatan tersebut.
Peran serta atau partisipasi kaum perempuan ternyata tak bisa dianggap sebelah mata, paradigma yang menganggap perempuan hanya mampu tebar pesona ternyata tak selamanya benar ketika keperkasaan dan keperdulian mereka bisa teruji saat proses pembangunan jalan beton. “Yang utama, kami merasa pembangunan jalan beton ini adalah kebutuhan kami, setiap hari kami akan melewatinya saat pergi ke sawah atau mengangkut hasil sawah, oleh karena itu kami merasa wajib untuk ikut serta dalam pembangunanannya”, ujar seorang ibu yang menggunakan topi lebar sembari mendorong dengan semangat bak rorynya. (Edited: Amibae)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar