Selamat Datang di Blog Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) Provinsi Sumatera Selatan, Mari kita Berkolaborasi Menuju Kota Layak Huni dan Berkelanjutan ** Redaksi Blog Program KOTAKU Provinsi Sumatera Selatan:OC-02 Provinsi Sumatera Selatan : Jl.Bandar Agung No.1005 RT.13 RW.04 Kelurahan 20 Ilir/Sekip Bendung Kota Palembang 30127 Provinsi Sumatera Selatan Telp/fax: 0711-365385 email: oc2.sumsel@gmail.com

Jumat, 30 Oktober 2015

Akibat Asap, Bicara di Kawasan Penanganan Kumuh Napas Jadi Sesak

P2KKP Palembang - Kabut asap di wilayah Palembang akibat kebakaran hutan dan lahan semakin pekat.  Bahkan, dampaknya, setiap berbicara di ruang terbuka napas akan terasa sesak dan tenggorokan terasa sakit. Hal ini dirasakan pada saat kunjungan lapangan Satker PKP2B pada Sabtu, 24 Oktober 2015 ke kawasan kumuh di kelurahan 11 Ulu, 12 Ulu dan 13 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu II, Kota Palembang.  Kunjungan dilakukan untuk memastikan titik lokasi prioritas penanganan kawasan kumuh yang akan memperoleh pendanaan dari Pusat (deliniasi kawasan kumuh dengan luas di atas 15 hektar).   Lokasi tersebut sebagai bagian dari kawasan yang tertuang dalam dokumen RKP-KP (Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan) Kota Palembang.  Dalam tahun ini juga, DED (Detail Engeneering Design) kegiatan di lokasi ini akan disusun.


Titik awal kunjungan yang didampingi juga oleh Konsultan Penyusunan RKPKP, Tim KMW Sumatera Selatan dan Tim Korkot Palembang adalah kawasan prioritas penanganan kumuh di Kelurahan 13 Ulu.  Namun demikian di lapangan tidak dapat ditemukan informan kunci yang mengetahui secara pasti titik kumuh yang dimaksud.  Hal ini karena, Tim Faskel menyiapkan diri di Kelurahan 11 Ulu, sedangkan di Kelurahan 13 Ulu dipersiapkan untuk pertemuan 2-3 jam kemudian.

Setelah dilakukan diskusi di lapangan dengan Pengurus LKM, Konsultan RKPKP dan Tim Faskel, maka kawasan prioritas penanganan kumuh yang akan memperoleh pendanaan dari Pusat adalah di koridor kawasan sekitar sungai yang menghubungkan ketiga kelurahan tersebut.  Pada satu titik kawasan yang paling padat (kumuh?) di pinggiran sungai di Kelurahan 11 Ulu dan Kelurahan 12 Ulu ada ruang yang dapat dioptimalkan fungsinya.  Klarifikasi sekilas dengan salah satu warga menyatakan bahwa tinggal di daerah padat sangat sulit untuk memperoleh ruang terbuka dan menghirup udara bebas.  “Kami sudah terbiasa hidup di pemukiman padat, tapi adanya asap memperparah kami, karena asap akan hilang lebih lama di kawasan padat ini.  Dengan tambahan ruang terbuka dan penanganan kawasan kumuh, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya sebagai tempat kenduri (hajatan) dan terutama anak-anak dapat bermain serta hidup lebih sehat,” ujarnya.
  
Ditulis Oleh: 
Sudarsono 
Asisten PD OC2 for Consolidation and Reporting


Dokumentasi lainnya:

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sponsor

Sponsor