P2KKP Palembang - Kelurahan 14 Ilir terdiri dari 4 RW dan 15 RT, berbatasan dengan kelurahan 13 Ilir dan 16 ilir, terletak di pusat perdagangan kota Palembang. Sepanjang pinggiran jalan kelurahan ini banyak ditemui ruko-ruko (Rumah Toko) milik mayoritas etnis Tionghoa dengan aktivitas perdagangan yang cukup sibuk. Rumah-rumah warga sendiri berada di di belakang ruko-ruko tersebut dengan tata letak perumahan yang tidak teratur dan berdempetan.
Berdasarkan SK Walikota Palembang tahun 2015, kelurahan ini masuk dalam kategori kumuh. Cukup berasalasan jika kelurahan ini masuk dalam kategori kumuh, karena disepanjang pemukiman warga banyak ditemui sampah-sampah yang dibuang sembarangan, got/siring dipenuhi sampah dan kotoran manusia, fasilitas infrastruktur yang belum memadai seperti jalan, saluran pembuangan air, MCK, rumah yang layak dan fasilitas yang memadai untuk penanganan kebakaran. Untuk keperluan MCK, sebagian warga bahkan belum memilikinya di rumah, akibatnya banyak dari mereka yang melakukan aktivitas mandi cuci kakus di luar rumah seperti di siring-siring sepanjang pemukiman warga. Sebagian lagi, sudah memiliki MCK namun tidak memadai karena saluran pembuangannya langsung ke SPAL tanpa septictank. Kondisi ini tentu saja semakin menyebabkan kumuhnya wilayah kelurahan 14 Ilir.
Berdasarkan data kelurahan tahun 2015, jumlah penduduk di kelurahan 14 Ilir sebanyak 4.247 Jiwa dengan jumlah KK 944 dan KK miskin sebanyak 359. Dengan jumlah penduduk yang banyak berbanding dengan luas wilayah yang tidak begitu besar, menjadikan pemukiman di wilayah ini termasuk sebagai pemukiman yang padat penduduk. Antara satu rumah dengan rumah yang lain jaraknya tidak jauh, bahkan tergolong berdempetan. Sebagian rumah sudah ada yang permanen, namun tidak sedikit yang masih semi permanen dan kayu.
Nikir, Ketua Balakar Kel.14 Ilir Palembang |
BALAKAR di kelurahan ini terbentuk sejak tahun 1994, dengan jumlah anggota 15 orang hingga sekarang. Beberapa kali kelompok ini mengikuti pelatihan pemadam kebakaran dari instansi terkait seperti dinas kebakaran dan Pertamina, pelatihan yang diberikan mencakup cara memadamkan api dan cara evakuasi warga saat kebakaran itu terjadi. Dari 15 anggota kelompok tersebut, saat dilapangan akan dibagi menjadi 2 kelompok kecil, 1 kelompok bersama-sama dengan warga dan sukarelawan lain membantu memadamkan api dan 1 kelompok lainnya melakukan evakuasi untuk warga agar meminimalisir korban akibat kebakaran tersebut. Anggota Balakar hingga saat ini pun sering diajak serta dalam proses-proses pemadam kebakaran di wilayah lain, meski tidak ada insentif sebagai anggota Balakar, mereka tetap terpanggil setiap kali mendengar ada kebakaran.
Alat Pemadam Kebakaran milik Masyarakat 14 ilir |
Bak penampung cadangan air untuk penanganan pemadaman kebakaran |
Alat-alat pemadam kebakaran tersebut memang masih memiliki kapasitas yang terbatas menurut pak Nikir, daya semprot air dari mesin masih belum besar namun paling tidak bisa menjadi alat bantu awal untuk menanggulangi api kebakaran bila terjadi di wilayah mereka. Selain itu, jumlah alat yang bertambah bisa mempercepat pemadaman, karena dapat dikerjakan oleh masyarakat secara beramai-ramai sebelum bantuan yang lebih besar datang dari Dinas Kebakaran.
Ditulis Oleh:
Eli Mailiana
Fasilitator Sosial TF-03 Korkot 1 Palembang
P2KKP OC-02 Provinsi Sumatera Selatan
fb: Eli
Ditulis Oleh:
Eli Mailiana
Fasilitator Sosial TF-03 Korkot 1 Palembang
P2KKP OC-02 Provinsi Sumatera Selatan
fb: Eli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar