“Kalu sudah nyicip, biasonyo banyak yang nak beli, langsung be aku keluarin keripik singkong yang terus dibawa kemano be itu”, ujar ibu Neti tertawa renyah sembari menjelaskan kalau dia sangat percaya semakin luas jalinan silaturahmi, maka rezeki juga akan semakin luas.
Bahan Baku Kripik singkong |
Salah satu komponen program yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu Program Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK). Program PPMK merupakan pengembangan dari program sebelumnya yang difokuskan pada penguatan KSM dalam rangka peningkatan penghidupan masyarakat.
Kelurahan Sekarjaya merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) yang mendapatkan program PPMK tahun 2014. Tingkat pengembalian pinjaman yang lancar dari Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang tergabung dalam program ekonomi bergulir merupakan kunci keberhasilan Unit Pengelola Keuangan (UPK) dan LKM Jaya Bersama kelurahan Sekarjaya dalam mendapatkan program PPMK. Karena Program PPMK merupakan program naik kelas dimana program ini di khususkan untuk masyarakat miskin yang memiliki usaha produktif yang dapat ditumbuh kembangkan menjadi suatu usaha yang menjanjikan.
Salah satu KSM PPMK yang mengakses dana PPMK dan telah mengikuti runutan pelatihan PPMK yaitu KSM Durian yang beralamat di RS. Sriwijaya RT.22/RW.04 kelurahan Sekarjaya kecamatan Baturaja Timur. Dengan dimotori oleh Ibu Neti Hardani selaku ketua, KSM Durian yang merupakan KSM dengan aneka usaha dan beranggotakan 5 orang mengaku sangat terbantu dan merasakan manfaat yang besar dengan adanya program PPMK. Pelatihan-pelatihan yang diikuti menjadi modal serta ilmu pengetahuan tentang pengembangan usaha, pengelolaan keuangan, pencatatan transaksi usaha, bermitra dan lain sebagainya dan pastinya banyak memberikan perubahan positif terhadap perkembangan usahanya anggota KSM durian khususnya usaha “Keripik Singkong” yang menjadi usaha andalan Ibu Neti saat ini. Dengan berbahan baku singkong yang mudah diperoleh di pasar dan harganya murah, dengan kecekatan dan keahliannya, Ibu Neti mampu mengolahnya menjadi makanan camilan yang nikmat dan gurih serta cocok untuk dikonsumsi seluruh anggota keluarga kala bersantai.
proses pembuatan kripik singkong Pak Sun |
Sebelum mendapat tambahan modal PPMK, usaha keripik singkong ibu Neti perkembangannya tak begitu membahagiakan, “Kalau pacak balek modal be lah syukur, itupun kalau untung dapetnyo dak seberapo”, ujar ibu Neti menjelaskan. Keripik singkong ibu Neti saat itu dikemas dengan sangat sederhana di dalam bungkus plastik tanpa label, dan jangkauan pemasarannya pun hanya sebatas dititipkan ke warung-warung yang ada di dekat rumah.
Berkat tambahan modal PPMK yang diterima Ibu Neti sebesar Rp.5.000.000,- kini usaha keripik singkong Ibu Neti tberkembang pesat dan mampu bersaing terhadap produk-produk persaingnya. Ketika ditanya apa kunci suksesnya, ibu Neti menjelaskan selain karena ketekunan untuk berusaha, ibu Neti juga melakukan strategi pemasaran yang cukup unik yaitu, Ibu Neti tak pernah bosan melakukan promosi produknya dengan cara sederhana yaitu rajin menemui beberapa teman dan tak segan saat bertemu meminta untuk mencicipi kripik singkong buatannya. “kalu sudah nyicip, biasonyo banyak yang nak beli, langsung be aku keluarin kripik singkong yang terus dibawa kemano be itu”, ujar ibu Neti tertawa renyah sembari menjelaskan kalau dia sangat percaya semakin luas jalinan silaturahmi, maka rezeki juga akan semakin luas.
Selain hal tersebut, tidak jarang munculnya ide-ide kreatif diperoleh nya dari setiap pertemuan rutin yang dilakukan oleh anggota KSM Durian setiap bulannya. Selain membahas perkembangan usaha, masing-masing anggota pun menjadikan setiap pertemuan sebagai tempat curhat tentang usaha. “Dari pertemuan ini, dengan saran teman-teman, ibu akhirnya mendapat ide untuk menambah varian rasa kripik singkong dan memberi label dengan mendaftarkannya ke dinas kesehatan”, jelas ibu Neti sambil tersenyum.
Dengan memakai nama sang suami, kini usaha keripik singkong ibu Neti telah terkenal dengan nama Keripik Singkong Pak Sun. Pilihan rasanya pun sudah banyak, selain rasa original ia juga menyediakan rasa balado dan cabe hijau bagi konsumennya yang suka dengan cita rasa pedas.
Ibu Neti Memamerkan Produk Usahanya |
Pelatihan-pelatihan PPMK yang ia ikuti pun mempunyai andil atas perkembangan usahanya, karena dari sana ia merasa wawasannya tentang berusaha pun menjadi berkembang. “Disetiap pelatihan kami dienjuk tau caro-caro mengembangkan usaha, caro penyampaian fasilitatornyo yang make bahaso daerah jugo lemak, kami jadi dak sungkan dan malu nanyo kalu belum ngerti”, jelas Ibu Neti sembari memperagakan bagaimana fasilitator memandu pelatihan.
Perjalanan usaha Ibu Neti telah berjalan kurang lebih 5 bulan setelah mendapat dana Bantuan PPMK, karena permintaan konsumen yang semakin meningkat, maka ibu Neti pun menjalin kerja sama dengan petani singkong di daerah Trans Batumarta. “Selain karena kita perlu bahan baku yang semakin banyak, kalau langsung dengan petani, harga singkongnya tak semahal harga di pasar”, ujarnya menjelaskan.
Sekarang usaha keripik singkong ibu Neti telah mempekerjakan 2 orang pekerja untuk membantu proses produksinya. Rencana selanjutnya ibu Neti akan semakin mengembangkan usahanya dengan melakukan mitra dengan mini market atau mall yang ada di kota Baturaja. “Kalu rencana ini berhasil, ibu akan cubo pasarke jugo ke luar Kota Baturaja”, ujar ibu Neti selalu bersemangat. (edited: Amibae)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar