P2KKP Muaraenim - Rahmawati demikian nama wirausahawan yang menggeluti bidang pembuatan pupuk bokashi berbahan baku sisa dari limbah pabrik penggilingan padi dan kotoran hewan. Berbekal optimis memulai usaha sendiri dan berkat dukungan dari keluarga dan teman–teman seperjuangan usaha tersebut mulai dirintisnya dari tahun 2012 sampai dengan sekarang.
Salah satu bahan baku usaha pembuatan pupuk berupa Kotoran Hewan (KOHE) tersebut diperoleh dari lingkungan sekitar, "karena di lingkungan kami, lingkungan V Bukit Munggu terdapat +200 Ekor Sapi dan + 73 Ekor Kambing yang dimiliki kelompok petani lepas mandiri III, serta peternakan Ayam Potong kita tidak kesulitan dengan bahan baku ini", Jelas Rahmawati.
Untuk memulai usaha tersebut tentu saja bukan hal yang mudah, banyak hambatan2 yang sudah dilaluinya contohnya kesulitan dalam pemasaran, namun berkat kesabaran dan kerja kerasnya permasalahan tersebut bisa diatasinya walaupun Kelompok Usaha Pupuk ( KSM Bokashi ) untuk saat ini masih memakai tehnik Pembuatan Pupuk Bokashi dengan peralatan yang seadanya (Manual).
Bahan baku lain pembuatan Pupuk Bokashi berupa Serbuk gergaji, Arang, Sekam dan dedak, kami peroleh dari pabrik-pabrik penggilingan padi yang masih ada di wilayah Muara Enim, sementara untuk molase kelompok “KSM Bokashi” sudah memproduksi sendiri/membuat mol sendiri di samping molase EM4 buatan pabrik yang bermerk. Bahan tambahan rumput didapatkandari Lapangan Golf Townsite PTBA.
Dalam hal kesulitan permodalan Wati demikian sapaan kesehariannya sangat merasa terbantu karena ada program PPMK yang diikutinya, menurutnya Program PPMK bukan saja membantunya dalam hal permodalan tetapi sangat membantu juga dalam hal pembukuan yang mana selama ini beliau kesulitan untuk membukukan semua transaksi – transaksi usahanya. "Setelah mengikuti Program PPMK, anggota KSM diajarkan dan diberi pelatihan pembukuan bahkan diajarkan juga cara menghitung Laba/rugi setiap bulannya serta diikutkan juga dalam pertemuan bulanan berupa arisan sesama anggota KSM yang tergabung dalam program tersebut", ujar Rahmawati tersenyum sumringah.
Program PPMK sendiri mulai masuk di Kelurahan Pasar Tanjung Enim tahun 2012, sebelum mengikuti Program PPMK, KSM Bokashi sendiri terlebih dahulu mengikuti Program Reguler Ekonomi Bergulir yang pinjaman awalnya hanya Rp. 500.000,- perorangnya.
PPMK ternyata mampu membawa dampak yang positif bagi para peminjam (kelompok KSM) nya selagi KSM tersebut mampu mengelolanya dengan baik. Seperti yang terlihat, kesuksesan usahanya dirasakan setelah mendapatkan tambahan modal dari program PPMK. Berawal dari usaha kecil alhamdulilah sekarang sudah mulai berkembang dengan pesat. Dulunyahanya membuat 10 Ton Pupuk kini sudah bisa membuat 30 Ton Pupuk Bokashi perbulannya.
" Dengan produksi pupuk Bokashi 30 Ton tiap bulannya, pemasaran nya dilakukan ke PTBA yang rutin menampung +10 Ton tiap bulan, dan sisanya kami bermitra juga dengan Perusahaan lain yang membutuhkan produk pupuk tersebut. Untuk pemasaran sendiri ada juga Konsumen yang datang dari rumah tangga yang membutuhkan untuk tanaman sayuran, tanaman hias, tanaman buah dan lain sebagainya", jelas Rahmawati.
Ditulis Oleh:
Lisa Handayani, SE
Fasilitator Sosial TF-21 Korkot 3 Kabupaten Muaraenim
P2KKP OC-02 Provinsi Sumatera Selatan
Ditulis Oleh:
Lisa Handayani, SE
Fasilitator Sosial TF-21 Korkot 3 Kabupaten Muaraenim
P2KKP OC-02 Provinsi Sumatera Selatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar