KOTAKU SUMSEL - Hari Habitat Dunia yang ditetapkan oleh organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk diperingati setiap hari Senin minggu pertama bulan Oktober menjadi momentum yang terbaik untuk merefleksikan keadaan permukiman di perkotaan.
Bertempat di Lapangan Tembak Jakabaring Sport Center Kota Palembang, Dinas PU Cipta Karya Provinsi Sumatera Selatan menyelenggarakan Peringatan Hari Habitat Dunia 2016 Provinsi Sumatera Selatan dengan tema Perumahan Sebagai Penggerak Pembangunan Perkotaan yang Berkelanjutan.
Dalam kata sambutannya sekaligus membuka acara Peringatan Hari Habitat Dunia, Gubernur Provinsi Sumatera Selatan - H. Alex Nurdin menyampaikan "bahwa Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) terus berbenah diri dalam menyambut perhelatan Asian Games tahun 2018 dan hal yang paling mendesak adalah pembenahan kawasan kumuh di kota Palembang yang tercatat ada sekitar 57 titik kawasan kumuh di kota Palembang dan 38 titik di kabupaten/kota lainnya. Karena itu perlu ada perombakkan di kota Palembang, yaitu dengan menghilangkan kawasan kumuh, kebersihan dan tata kota, instalasi pengelolaan air limbah dan lain sebagainya."
Penandatanganan Perjanjian Kerjasama tentang penyelenggaraaan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat di Palembang |
Menurut H.Alex Nurdin juga, butuh dana Rp.1.2 Triliun untuk mengubah wajah kota Palembang dengan melakukan kolaborasi Pendanaan pemerintah pusat dan kota yaitu melakukan gerakkan Nasional 100-0-100.
Selain dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama tentang penyelenggaraaan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat di Palembang oleh Gubernur Sumsel-H.Alex Nurdin, Walikota Palembang- Harnojoyo, dan Dirjen PUCK Kementerian PUPR-Ir.Srihartoyo , rangkaian acara di kegiatan hari habitat dunia 2016 Provinsi Sumatera Selatan tanggal 3 Oktober 2016 ini juga dilakukan talkshow bertajuk "Permukiman Layak Huni dan Berkelanjutan" dengan menampilkan tiga narasumber yaitu: Rektor Universitas Sriwijaya-Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, MSCE, Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (P2LP) Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Dodi Krispratmadi, dan Walikota Palembang-Harnojoyo.
Talkshow bertajuk "Permukiman Layak Huni dan Berkelanjutan" |
Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, MSCE dalam talkshownya menyampaikan bahwa kota Palembang terbagi dalam dua kelompok yaitu old town (kota lama) dan new town (kota baru). Penataan pembangunan/lingkungan akan berbeda karena untuk old town seperti di wilayah Seberang Ilir, yang perlu diubah sesungguhnya adalah kultur masyarakatnya. Sambung Anis, khusus untuk old town yang memiliki heritage dan tempat-tempat bernilai sejarah, dapat digali sekaligus dikembangkan sebagai objek wisata sejarah. Boleh diperbaiki dengan tidak menghilangkan keaslian strukturnya. "Ada banyak contoh kota-kota di Brasil, yang dibuat menjadi kota sejarah dan pariwisata tetapi perekonomian tetap jalan," urainya.
Pembicara lainnya Walikota Palembang- Harnojoyo menjelaskan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam mewujudkan penataan lingkungan, karena itu pemerintah kota palembang perlu melakukan perubahan perilaku masyarakat sebagai strategi dan pemerintah akan menjadi contoh untuk masyarakat dalan mencintai lingkungannya dengan cara mengagendakan kegiatan gotong royong dan bersih lingkungan setiap minggu.
Perserta Peringatan Hari Habitat Dunia 2016 Provinsi Sumsel |
Direktur P2LP Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR-Dodi Prasmadi Menjelaskan tahun 2025 mendatang pihaknya menargetkan bakal membangun perumahan layak huni untuk semua masyarakat. Dilanjutkan 2035 perumahan tersebut menjadi perumahan perkotaan hijau. "Tahun 2045 jadi kota berkelanjutan yang riil smart city," paparannya. (NAS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar